Entis Sutisna (lahir di Kota Cimahi, Jawa Barat, 15 November 1976; umur 37 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Sule adalah pelawak, penyanyi, aktor, dan pemain sinetron Indonesia. Ia dikenal karena kemampuan membuat lelucon spontan yang responsif dan kreatif. Sule mulai dikenal setelah memenangi API 1 (bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin dalam grup lawak SOS) pada tahun 2005 dan Superstar Show bersama Jaja. Karirnya semakin meningkat setelah perannya dalam acara Opera Van Java di Trans7 dan sinetron Awas Ada Sule di Global TV. Anak pertamanya yang bernama Rizky , kini mulai aktif mengikuti jejaknya dilayar kaca.
Sule semakin hari semakin cemerlang. Dia menjadi salah satu pelawak termahal dengari penghasilan Rp 1 miliar setiap bulannya. Padahal beberapa tahun lalu, ayah empat anak ini hanya sebagai penjual jagung rebus keliling kampung, pedagang ayam goreng dan kebaya. Karier pria kelahiran Cimahi, 15 November 1976 ini, mulai bersinar setelah sukses memenangi lomba Audisi Pelawak TPI (API) bersama grup Lawak SOS. Hanya setahun setelah itu, nama Sule mulai diperhitungkan. Namanya terus melambung ke jajaran pelawak papan atas yang penghasilannya melebihi pelawak papan atas lain seperti Komeng dan sebagainya. Penghasilannya lebih dari Rp 1 miliar sebulan didapat dari beberapa stasiun TV antara lain hasil dari acara Opera Van Java di Trans7, Awas Ada Sule di Global TV, juga melalui berbagai macam iklan yang dimainkan oleh Sule.
Sule yang pernah dibimbing pelawak senior Kang Ibing ini sudah memiliki bakat melawak sejak kelas 3 SD. Kala itu Sule kecil sering tampil di acara Agustus-an. Ayah dari Rizki, Putri, Rizwan, dan Ferdinan ini selain melawak juga dikenal pintar menyanyi dan pandai membanyol atau melucu. Alumni STSI Bandung ini juga memiliki kekhasan dalam penampilan yakni rambutnya yang panjang warna pirang sehingga bisa melengkapi karakternya.
Kini Sule sudah menjadi miliarder dengan hartanya berupa lima rumah di Bandung dan Jakarta, dua mobil serta dua sepeda motor. Sule pun tidak lupa untuk selalu bersyukur karena Tuhan telah memberi jalan. Siapa sangka, kata dia, dulu saat baru menikahi Lina pada tahun 1997, dia tinggal di rumah kontrakan petak. Penghasilannya dari melawak hanya Rp 20 ribu sehari, sehingga agar dapurnya bisa tetap ngebul, Sule nyambi berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya. Masa-masa sulit bagi Sule tinggal kenangan. Kini pelawak yang serba bisa ini sudah menjadi miliarder.
Opera Van Java adalah salah satu acara yang menghasilkan banyak uang bagi Sule. Dari acara ini sekali tampil Sule memperoleh penghasilan Rp 50 juta atau naik dibanding sebelumnya yang Rp 20 juta - Rp 40 juta. Pemilik rambut gondrong dan pirang ini terkenal dengan gaya khasnya yakni kalau mendengar musik jaipongan langsung reflek joget sehingga sering mengundang orang tertawa. Rupanya gaya khasnya itu lalu menjadi tambahan karakter Sule.
Nekat ke Jakarta beberapa waktu lalu, Sule mengaku bercita-cita menjadi pembawa acara berita televisi sehingga nekat pindah dari Jawa Barat ke Jakarta. Berbekal keahlian menari dia mencoba mengadu nasib di Ibu Kota. Alumnus STSI Bandung ini kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya di Jakarta. Kesempatan mengikuti API (Audisi Pelawak Indonesia) di TPI bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin adalah jalan pintas menuju sukses Sule. Tidak sampai setahun setelah menjuarai Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar karier Sule pun terus menanjak. Namanya pun masuk dalam jajaran pelawak papan atas. Tahun 2009 dan 2010 adalah tahun-tahun keemasan bagi Sule.
Kini Sule sudah layak disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio, Parto, maupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan sebagai 5 pelawak termahal Indonesia. Seperti Komeng, Sule punya kemampuan spontanitas lelucon yang tergolong sangat responsif, cepat, kreatif dan bagus.
Dalam tampilan di panggung juga punya kemampuan blocking yang lumayan. Sule termasuk salah satu pelawak yang punya karakter melucu yang kuat dan unik. Bakat melawak Sule ini berasal dari ayahnya yang penjual bakso keliling. Ayahnya selalu membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa. Akan tetapi Sule mengawali naik panggung bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik. Meski sudah sangat terkenal, Sule masih memendam cita-cita yaitu go international walau tak pandai bahasa Inggris. Kendati telah bergelimang harta, Sule tidak mau hidup bermewah-mewah dan mengaku ingin tetap hidup sederhana. Kini Sule pun sudah memiliki bisnis di Bandung berupa salon, warnet, toko baju, ponsel dan studio musik.
Pria pencetus ucapan "prikitiw" itu tetap betah menempati tempat tinggalnya terdahulu, sebuah kamar kos di kawasan Jakarta Selatan. Sebagai seorang pelawak, Sule memang tak ada matinya. la selalu bercanda dan tertawa lepas saat berada di lokasi shooting dan sering mengagetkan banyak orang dengan ulahnya yang konyol untuk menghibur. Sule tetap ingat saudaranya dan membagi-bagi rejeki juga untuk adik-adiknya. Sule merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Setelah 5 tahun di Opera Van Java, pada 28 April 2014, Sule resmi mengundurkan diri dari acara yang telah membesarkan namanya. Sule pergi bukan tanpa alasan melainkan dia tidak lagi memperpanjang kontraknya dengan alasan padatnya jadwal yang harus dijalaninya dan tentu itu sangat menguras waktu dan tenaga. Sule kebanyakan berangkat pagi dan pulang hingga dini hari, kondisi ini sangat membutuhkan kebugaran juga kesehatan yang prima serta pengertian dari pihak keluarga. Waktu untuk bersama keluarga hampir bisa dikatakan hanya 2 jam per hari, sementara dia juga ingin merasakan kebahagiaan bersama keluarganya.
Sule semakin hari semakin cemerlang. Dia menjadi salah satu pelawak termahal dengari penghasilan Rp 1 miliar setiap bulannya. Padahal beberapa tahun lalu, ayah empat anak ini hanya sebagai penjual jagung rebus keliling kampung, pedagang ayam goreng dan kebaya. Karier pria kelahiran Cimahi, 15 November 1976 ini, mulai bersinar setelah sukses memenangi lomba Audisi Pelawak TPI (API) bersama grup Lawak SOS. Hanya setahun setelah itu, nama Sule mulai diperhitungkan. Namanya terus melambung ke jajaran pelawak papan atas yang penghasilannya melebihi pelawak papan atas lain seperti Komeng dan sebagainya. Penghasilannya lebih dari Rp 1 miliar sebulan didapat dari beberapa stasiun TV antara lain hasil dari acara Opera Van Java di Trans7, Awas Ada Sule di Global TV, juga melalui berbagai macam iklan yang dimainkan oleh Sule.
Sule yang pernah dibimbing pelawak senior Kang Ibing ini sudah memiliki bakat melawak sejak kelas 3 SD. Kala itu Sule kecil sering tampil di acara Agustus-an. Ayah dari Rizki, Putri, Rizwan, dan Ferdinan ini selain melawak juga dikenal pintar menyanyi dan pandai membanyol atau melucu. Alumni STSI Bandung ini juga memiliki kekhasan dalam penampilan yakni rambutnya yang panjang warna pirang sehingga bisa melengkapi karakternya.
Kini Sule sudah menjadi miliarder dengan hartanya berupa lima rumah di Bandung dan Jakarta, dua mobil serta dua sepeda motor. Sule pun tidak lupa untuk selalu bersyukur karena Tuhan telah memberi jalan. Siapa sangka, kata dia, dulu saat baru menikahi Lina pada tahun 1997, dia tinggal di rumah kontrakan petak. Penghasilannya dari melawak hanya Rp 20 ribu sehari, sehingga agar dapurnya bisa tetap ngebul, Sule nyambi berdagang ayam goreng dan berjualan kebaya. Masa-masa sulit bagi Sule tinggal kenangan. Kini pelawak yang serba bisa ini sudah menjadi miliarder.
Opera Van Java adalah salah satu acara yang menghasilkan banyak uang bagi Sule. Dari acara ini sekali tampil Sule memperoleh penghasilan Rp 50 juta atau naik dibanding sebelumnya yang Rp 20 juta - Rp 40 juta. Pemilik rambut gondrong dan pirang ini terkenal dengan gaya khasnya yakni kalau mendengar musik jaipongan langsung reflek joget sehingga sering mengundang orang tertawa. Rupanya gaya khasnya itu lalu menjadi tambahan karakter Sule.
Nekat ke Jakarta beberapa waktu lalu, Sule mengaku bercita-cita menjadi pembawa acara berita televisi sehingga nekat pindah dari Jawa Barat ke Jakarta. Berbekal keahlian menari dia mencoba mengadu nasib di Ibu Kota. Alumnus STSI Bandung ini kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya di Jakarta. Kesempatan mengikuti API (Audisi Pelawak Indonesia) di TPI bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin adalah jalan pintas menuju sukses Sule. Tidak sampai setahun setelah menjuarai Superstar Show, sebuah acara duet selebriti di Indosiar karier Sule pun terus menanjak. Namanya pun masuk dalam jajaran pelawak papan atas. Tahun 2009 dan 2010 adalah tahun-tahun keemasan bagi Sule.
Kini Sule sudah layak disejajarkan dengan Tukul Arwana, Komeng, Eko Patrio, Parto, maupun Olga Syahputra yang sempat dinobatkan sebagai 5 pelawak termahal Indonesia. Seperti Komeng, Sule punya kemampuan spontanitas lelucon yang tergolong sangat responsif, cepat, kreatif dan bagus.
Dalam tampilan di panggung juga punya kemampuan blocking yang lumayan. Sule termasuk salah satu pelawak yang punya karakter melucu yang kuat dan unik. Bakat melawak Sule ini berasal dari ayahnya yang penjual bakso keliling. Ayahnya selalu membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa. Akan tetapi Sule mengawali naik panggung bukan dengan lawakan, melainkan sebagai pemain musik. Meski sudah sangat terkenal, Sule masih memendam cita-cita yaitu go international walau tak pandai bahasa Inggris. Kendati telah bergelimang harta, Sule tidak mau hidup bermewah-mewah dan mengaku ingin tetap hidup sederhana. Kini Sule pun sudah memiliki bisnis di Bandung berupa salon, warnet, toko baju, ponsel dan studio musik.
Pria pencetus ucapan "prikitiw" itu tetap betah menempati tempat tinggalnya terdahulu, sebuah kamar kos di kawasan Jakarta Selatan. Sebagai seorang pelawak, Sule memang tak ada matinya. la selalu bercanda dan tertawa lepas saat berada di lokasi shooting dan sering mengagetkan banyak orang dengan ulahnya yang konyol untuk menghibur. Sule tetap ingat saudaranya dan membagi-bagi rejeki juga untuk adik-adiknya. Sule merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Setelah 5 tahun di Opera Van Java, pada 28 April 2014, Sule resmi mengundurkan diri dari acara yang telah membesarkan namanya. Sule pergi bukan tanpa alasan melainkan dia tidak lagi memperpanjang kontraknya dengan alasan padatnya jadwal yang harus dijalaninya dan tentu itu sangat menguras waktu dan tenaga. Sule kebanyakan berangkat pagi dan pulang hingga dini hari, kondisi ini sangat membutuhkan kebugaran juga kesehatan yang prima serta pengertian dari pihak keluarga. Waktu untuk bersama keluarga hampir bisa dikatakan hanya 2 jam per hari, sementara dia juga ingin merasakan kebahagiaan bersama keluarganya.
Tag :
Komedian