Tokoh Ilmuwan Penemu Dunia

Tatang Koswara Sniper Legendaris Terhebat di Dunia

Tatang Koswara Sniper Legendaris Terhebat di DuniaPeltu (Purn.)Tatang Koswara adalah seorang sniper atau penembak runduk TNI-AD Indonesia. Dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan 2000, nama Tatang masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia. Dalam catatan tersebut ia mencetak rekor 41 di bawah Philip G Morgan (5 TH SFG (A) MACV-SOG) dengan rekor 53, dan Tom Ferran (USMC) dengan rekor 41. Ia dilahirkan dari keluarga militer, di Bandung, Jawa Barat.

Ia masuk militer melalui jalur tamtama di Banten pada 1966. Pada tahun 1974-1975, Tatang bersama tujuh rekannya terpilih masuk program mobile training teams (MTT) yang dipimpin pelatih dari Green Berets Amerika Serikat, Kapten Conway. Mereka dilatih menembak jitu pada jarak 300, 600, dan 900 meter. Dari dua tahun masa pelatihan, hanya 17 dari 60 orang yang lulus dan mendapat senjata Winchester model 70. Pada 1977 - 1978 ia bertugas dalam operasi di Timor Timur. Dalam operasi tersebut, lebih dari 40 orang fretilin menjadi korban tembakan jitunya. Ia memiliki sandi "Siluman 3". Ia pensiun dari militer pada tahun 1996 dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu (peltu).

Ia menikah dengan Tati Hayati pada 1968 dan mempunyai empat orang anak. Diantaranya adalah Pipih Djuaningsih (anak pertama) dan Tubagus Apdi Yudha (anak ke-3). Ia wafat pada 3 Maret 2015 pukul 19.30, karena serangan jantung. Ia meninggal setelah sebelumnya sempat dilarikan ke RS Medistra, setelah menjadi bintang tamu progam Hitam Putih Trans7. Tatang Koswara menjadi seorang sniper sejak tahun 1975. Tatang yang memiliki pangkat sersan, sempat menyelesaikan pendidikannya di pasukan khusus Angkatan Darat Amerika Serikat Green Berets dan terjun ke perang di Timor Leste. Dia adalah Sniper terbaik Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Prestasi Tatang Koswara diakui sebagai salah satu sniper dunia. Dia menempati posisi ke-14 dalam daftar sniper pasukan elite dunia. Tatang bertugas di medan perang Timor Timur. Dia menorehkan banyak prestasi di medan tempur. Diakuinya Tatang Koswara sebagai sniper terbaik dunia yang berada diperingkat 14 itu diketahui dari commando edisi no 4 2014, dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons yang ditulis oleh Peter Brokersmith di tahun 2000. Di mana menempatkan seorang prajurit Pusenif TNI AD Peltu (Purn) Tatang Koswara diurutan ke 14 sniper hebat yang pernah lahir dalam sejarah.

Tatang Koswara Sniper dengan banyak akal saat di medan pertempuran. Wajar saja jika Tatang Koswara menyandang sebagai sniper terbaik dunia peringkat ke 14. Itu karena Tatang selalu bisa mengecoh lawan tempurnya ketika di medan pertempuran. Tipuan Tatang yang paling terkenal yakni ia menciptakan sepatu alas dengan posisi terbalik. Sepatu itu ia ubah dimana bagian depan dipindahkan kearah belakang sehingga jejak yang ditinggalkan menjadi berbalik arah. Ini dilakukannya agar lawan terkecoh, dimana Tatang yang bergerak maju, namun jejak telapak sepatu malah menunjukkan arah sebaliknya yakni mundur. Ide ini juga didapat Tatang Koswara berasal dari daerah Cibaduyut, Bandung yang terkenal dengan industry pembuatan sepatu.

Lebih dari 41 musuh berhasil dilumpuhkan. Kemampuan Tatang Koswara dalam menemembak tidak diragukan lagi. Terbukti dengan beliau diakui sebagai sniper terbaik TNI juga masuk dalam peringkat 14 pasukan elit dunia. Karena kemampuannya itu, saat di medan tempur sudah banyak lawan berhasil ia lumpuhkan atau ditembak. Salah satunya saat tempur di Timor Timur. Tatang selalu masuk dalam pasukan Kopassus. Ia mempunyai confirmed kills sekira 41 namun angka tersebut bisa lebih banyak sebab Tatang sendiri tidak pernah mencatat jumlah musuh yang berhasil dilumpuhkan atau ditembak.

Purnawirawan tentara ini lahir di Medan pada 12 Desember 1946. Selain sebagai sniper terbaik TNI dan masuk dalam peringkat ke 14 pasukan elit dunia, dalam keseharian sebagai seorang ayah dan orang tua, Tatang merupakan sosok yang penuh dedikasi dan disiplin. Tatang juga merupakan bapak yang humoris dan bisa menjadi panutan bagi anak-anak dan cucunya. Di mata sang anak Tubagus Apdi Yudha, ayahnya tersebut bila punya keinginan yang kuat untuk suatu hal pasti akan ia kejar. Namun sangat disayangkan, suami dari Tati Hayati yang juga memiliki empat orang anak serta tujuh cucu ini di masa tuanya hanya hidup pas-pasan. Untuk melangsungkan hidupnya ia juga membuka warung makan di markas Kodiklat.
Tag : Militer
Back To Top