Karena itu, normal saja jika ada segelintir orang yang tidak sepakat dengan “model dakwahnya” seperti itu dan itu tidak saja berasal dari kalangan mereka yang selalu tersindir dengan dakwah-dakwahnya, tapi juga dari kalangan NU sendiri. Salah satunya adalah KH. Idrus Ramli. Kiai muda NU asal Pasuruan yang ahli soal aswaja ini pernah mempertanyakan soal dakwah Gus Nuril di gereja-gereja. Menurutnya, tindakan Gus Nuril sudah kebablasan. Dia menilai, jika alasan Gus Nuril sering berceramah di gereja dan rumah ibadah agama lain sebagai bagian dari dakwah Islam yang rahmatan lil aalamien, harusnya ada tolok ukur keberhasilan dari dakwahnya tersebut.
Gus Nuril memang sosok yang kontroversial. Semuanya itu disebabkan oleh model dakwahnya yang tidak biasa, di luar mainstream. Namun, sejatinya, Gus Nuril adalah pendakwah yang cinta damai, penuh toleransi, dan gigih memperjuangkan kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia. “Kalau alasan dia ceramah di gereja untuk berdakwah. Apa yang ia dakwahkan? Terus siapa yang sudah masuk Islam dari hasil dakwahnya di gereja-gereja itu?” tanya Idrus ketika menjawab pertanyaan Islampos. “Jika pun benar niatnya untuk berdakwah, harusnya beliau jelasin ke para ulama secara terbuka tindakannya tersebut,” ujarnya lebih lanjut.
Selain KH. Idrus Ramlil, yang mempertanyakan model dakwah Gus Nuril juga datang dari Habib Syech. Sebelumnya mereka sudah perang urat syaraf lewat media online seperti Youtube yang menyindir model dakwah satu sama lain. Puncaknya adalah saat Habib Syech mempersilakan Gus Nuril untuk turun dari panggung saat ceramah di Jatinegara. Habib Syech tidak berkenan dengan materi dakwah Gus Nuril yang menyingung Wahabi dan Ikhwanul Muslimin, namun di sisi lain ia membela Gubernur Ahok yang notabene beragama Kristen. “Untung sekali Anda punya gubernur walau cina (Ahok) tapi Anda diijinin sholawatan dan maulud Nabi Muhammad Saw. Kalau di Saudi, Anda mungkin dipenggal,” ujar Gus Nuril dalam ceramahnya.
Tag :
Agama