
Setelah tidak bersekolah, Sartono mulai aktif bermain musik. Dia belajar secara otodidak. Ia sempat membentuk grup band bernama Combo Ria bersama sejumlah temannya. Selain bermain musik bersama Combo Ria, Sartono juga menjadi personel Korps Musik Ajudan Jenderal Resor Militer (Ajenrem) Madiun. Karena kemampuannya itulah Sartono kemudian diminta mengajar musik kepada siswa Sekolah Menengah Pertama Katolik Santo Bernardus, Madiun. Di lembaga pendidikan swasta itu, Sartono menjadi guru honorer selama beberapa tahun.
Dunia musik sudah menjadi bagian hidup Sartono. Meski sibuk mengajar serta bermain musik bersama band-nya dan Korps Musik Ajenrem, dia juga menciptakan lagu. Karyanya yang monumental adalah Hymne Guru, Pahlawan tanpa Tanda Jasa. Lagu ini memenangi lomba dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) pada 1980.

Sartono lalu menciptakan lagu hymne guru yang berjudul "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Dalam lagu itulah Sartono mengungkapkan kekaguman dan pujiannya kepada para pendidik yang tanpa pamrih, bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa. Selain hymne guru yang monumental itu, Sartono juga menghasilkan delapan lagu bertema pendidikan. Perhatiannya yang demikian serius dalam dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan dari Mendikbud Yahya A. Muhaimin dan penghargaan Dirjen Pendidikan, Soedardji Darmodihardjo.
Tag :
Musisi